Relawan Harus Peduli Kerusakan Lingkungan
Korps Sukarela (KSR) PMI IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan pihak Rumah Tangga IAIN Walisongo mengadakan kegiatan Relawan Peduli Lingkungan pada hari Kamis pagi, 22 April 2010 sebagai wujud peringatan Hari Bumi. Kegiatan yang bertema menumbuhkembangkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan ini, mendapatkan respon positif dari berbagai pihak. Antara lain pihak Rektor, Dekan fakultas, dosen maupun pihak mahasiswa terutama mahasiswa dari HIMABIO (Himpunan Mahasiswa Biologi) dan HIMAKI (Himpunan Mahasiswa Kimia) IAIN Walisongo.
“Menjaga dan melestarikan lingkungan yang semakin rusak adalah tugas kita semua, maka dari itu sebagai langkah nyata kepedulian terhadap lingkungan kita mulai dari lingkungan terdekat kita yaitu lingkungan kampus” papar Abdullah Khusairi selaku ketua panitia Relawan Peduli Lingkungan KSR PMI IAIN Walisongo.
Komandan KSR PMI IAIN Qodrin Nurfahmi juga mengungkapkan “wacana tentang menjaga alam sekitar memang sering diserukan banyak orang tetapi masih sedikit tindakan terhadap pelestarian lingkungan”. Qodrin, sapaan akrabnya menambahkan bahwa relawan juga harus peduli terhadap lingkungan yang semakin rusak.
“Jika lingkungan kita bersih dan sejuk karena banyak tanaman yang tumbuh di sekitar kita maka belajar juga akan nyaman” ungkap Prof.Dr.H. Erfan Subahar,M.A selaku Pembantu Rektor III IAIN ketika membuka acara Relawan Peduli Lingkungan ini. ”Kita jangan hanya mengotori alam dan merusaknya, tetapi harus ada upaya perbaikan terhadap lingkungan dengan menanam pohon dan membuang sampah pada tempatnya. Sosialisasi tentang membuang sampah pada tempatnya juga perlu agar tercipta suasana yang bersih dan indah” tambah Beliau.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pembantu Rektor II IAIN Drs. H. Machasin,M.S.Psi, Dekan, para dosen, dan para pegawai fakultas. Selain dilakukan penanam pohon mahoni dan pohon sengon, kegiatan Relawan Peduli Lingkungan ini juga diisi dengan bersih-bersih lingkungan, dan penyebaran tempat sampah ke berbagai kampus di IAIN. Agar alam sekitar ini tidak semakin rusak dan terkotori oleh limbah yang dibuat manusia. Sampah organik juga dibedakan dari sampah plastik karena akan diolah menjadi pupuk bokasi yang dapat bermanfaat terhadap tanaman.
Terik sinar matahari yang menyengat tidak memadamkan semangat para peserta dalam misi penyelamatan lingkungan. Kegiatan ini diharapkan menjadi motivasi kita untuk peduli terhadap lingkungan yang semakin rusak dan sebagai upaya pencegahan terhadap pemanasan global. (KSR IAIN).
Comments