Mahasiswa Berbaju PMI


"Jadilah Seperti obor yang bisa menerangi orang lain dan dirinya sendiri, dan jangan menjadi seperti lilin yang mengorbankan dirinya untuk menerangi orang lain"

Ungkapan itulah yang munkin tepat jika diterapkan untuk relawan-relawan kemanusiaan. Mereka layaknya lentera yang tak pernah padam, bahkan tidak ragu jika mereka harus diposisikan seperti lilin yang rela mengorbankan dirinya untuk orang lain. Seperti itu pula yang telah dialami oleh pencetus organisasi kemanusiaan terbesar di dunia, Jean Henry Donant. Seorang saudagar kaya yang pada awalnya menemui korban perang didaerah Solverino, tahun 1863, berawal ketika dia memutuskan untuk menolong para korban tersebut daripada meneruskan dagangannya menemui Raja Napoleon. Karena kesibukannya keinginan hati itulah orang yang dikenal sebagai Bapak Palang Merah Dunia ini akhirnya mengalami kebangkrutan, bahkan dia rela untuk hidup sementara waktu di sisi-sisi jalan. Namun halitulah yang akhirnya memawanya memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian Dunia.

Kesan itulah yang kini diikuti sejumlah mahasiswa, tidak hanya IAIN Walisongo tapi juga diperguruan tinggi lainnya di Semarang. Tercatat lebih dari 1000 orang relawan dari berbagai kalangan di daerah semarang mulai dari Sekolah Dasar, Menengah Pertama, Menengah Atas, maupun dari kalangan umum. Masing-masing tingkatan tersebut memiliki tingkatan dan tentunya mengemban tugas-tugas yang berbeda. Relawan tersebut tergabung dalam Palang Merah Remaja (PMR), Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR).

Comments

Popular Posts