KSR Walisongo Ajak Masyarakat Mengenal Donor Darah Plasma Konvalesen

Minggu (28/2), KSR PMI Unit UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan diskusi donor darah secara virtual yang bertemakan donor darah plasma konvalesen. Diskusi ini diikuti oleh anggota KSR PMI Unit UIN Walisongo Semarang serta masyarakat umum. Tercatat, peserta diskusi mencapai 40 orang dari berbagai kalangan, baik mahasiswa maupun aktivis relawan. dr. Yusti Triwianti, selaku Kabag Pelayanan Donor UDD PMI kota Semarang kembali mengisi materi setelah satu periode kemarin dengan topik yang sama. Diskusi donor darah memang kembali diadakan melihat banyaknya miskonsepsi masyarakat tentang donor darah plasma konvalesen bagi pasien Covid-19, apakah aman dan efektif. 
Pict. kegiatan diskusi

Donor darah plasma konvalesen sendiri merupakan cara yang cukup efektif untuk terapi para pasien yang pernah  mengidap Covid-19. Syarat utama melakukan donor adalah mantan pasien yang pernah positif Covid-19. Adapun syarat lainnya hampir mirip dengan donor darah pada umumnya. Hal yang membedakan adalah alat yang digunakan, yaitu apheresis. Selain itu, alur proses donornya juga berbeda. Di donor plasma ini, alurnya lebih panjang dan membutuhkan waktu yang cukup lama sampai berjam-jam. Dari segi manfaatnya, donor darah tipe ini memiliki kesamaan dnegan donor darah pada umumnya.

Dilihat dari alurnya, pendonor wajib mengisi formulir pendaftaran. Selanjutnya pemeriksaan kesehatan dan rapid tes serta pengecdekan riwayat kesehatan oleh petugas. Kemudian dilakukan pengambilan sampel darah dan pengujian pengambilan darah. Tahap berikutnya adalah pengolahan yang membutuhkan waktu cukup selama kurang lebih satu jam. Setelah itu, dilakukan penyimpanan untuk menjaga kualitas darah dan Pendistribusian ke Rumah Sakit untuk ditransfusikan ke pasien positif Covid-19.

"Donor darah plasma konvalesen merupakan istilah baru di dunia perdonordarahan yang mana para pendonor adalah pasien yang pernah menderita covid. Dengan tujuan sebagai terapi pasien , karena dianggap imun nya lebih kebal setelah terkena covid tersebut" ujar dr.Yusti ketika closing statement dalam diskusi yang berjalan selama satu setengah jam itu.

Kontributor : Sri Tambaryati Saniyah

Comments

Popular Posts