Kupu-kupu Vs Kura-kura
Yang terbersit dibenak kita tentang kupu-kupu mungkin adalah hewan yang cantik dan lucu, sedangkan kura-kura adalah hewan dengan akselerasi yang sangat lambat. Tapi bukan itu yang kita jadikan bahasan kali ini, melainkan tentang mahasiswa. Yakni mahasiswa Kupu-Kupu alias (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang) dan Kura-Kura alias (Kuliah Rapat – Kuliah Rapat).
Masa-masa di perkuliahan memang merupakan masa yang sangat menyenangkan. Dimana kita bisa menyerap ilmu dari para profesor, menambah banyak teman, hang out antar kampus, dan waktu-waktu sibuk lainnya. Namun, tidak demikian juga bagi yang kurang maksimal dalam memanfaatkannya.
Alkisah, ada seseorang yang sedang menimba ilmu kepada salah satu guru besar di sebuah padepokan. Setelah sekian lama si murid ini berada di tempat tersebut, dia tak kunjung mendapat pelajaran baru. Proteslah dia kepada sang guru.
Guru, tidak adakah ilmu lain yang belum kau ajarkan padaku?
Sang guru menjawab, tentu, maukah kau melakukan sebuah perjalanan?
Jika itu yang terbaik menurutmu, akan saya lakukan guru.
Baiklah. Mulailah berjalan esok hari, dan setiap kali kau menemukan sungai, ambillah batu sebanyak-banyaknya dari sungai itu
Akhirnya si murid melaksanakan perintah sang guru. Tanpa ragu dia berjalan, dan setiap ada sungai, dia mengambil batu. Namun sesekali dia ragu untuk apa sebenarnya batu-batu tersebut, dan urunglah niatnya mengumpulkan batu-batu itu. Dengan sangat berat si murid tadi menjalankan dengan ikhlas, hingga kemudian dia memenuhi karung yang dibawanya dengan batu dan kembali pada sang guru.
Guru, aku sudah melaksanakan semua petunjukmu, tetapi batu-batu itu terlalu berat dan aku tidak bisa membawanya terlalu bayak
Bagus! Sekarang buka dan lihatlah!
Ternyata, batu-batuan tersebut berubah menjadi emas.
Sungai dalam cerita tersebut adalah ibarat sebuah organisasi. Jika kita mau menyelami dan mengambil batu (pelajaran) sebanyak-banyaknya, maka kita juga akan memperoleh banyak hal. Memang kadangkala sangat berat dalam menjalani sebuah organisasi, ibarat kita menyebrang sungai, menyelam kemudian membawa batu yang juga sangat berat. Dimana dalam hal ini ada kepentingan-kepentingan organisasi, kepentingan kelompok yang kadang berbenturan dengan keinginan pribadi yang harus disingkirkan demi tercapainya tujuan bersama. Namun, itulah sebuah pembelajaran. Jika kita mau menjalaninya dengan tekun dan ikhlas, maka suatu saat batu yang pernah kita pikul akan berubah menjadi emas di kemudian hari.
Nah.., dari cerita diatas, kita bisa simpulkan bahwa tidak ada yang sia-sia dengan apa yang kita lakukan terutama di organisasi. Ilmu bisa datang dari mana pun. Bahkan dari tanah dengan ke-tawadhu’annya, yang tidak pernah protes saat diinjak, diludahi, dikikis perlahan-lahan, tapi tidak sedikit pula yang menciumnya untuk perwujudan rasa syukur. Atau dari air dengan ke-flexible-annya, dan lain-lain.
Di organisasi, tidak hanya menawarkan skill-skill yang menjadi andalan. Seperti KSR (kepalangmerahan dan kesehatan), WSC (bidang olah raga), Amanat (Jurnalistik), PSHT (Silat), dsb. Tapi, dalam organisasi lebih membekali anggotanya untuk bekerjasama, berkoordinasi satu sama lain, belajar memimpin dan dipimpin, manajemen waktu semuanya dipelajari tanpa kelas formal seperti perkuliahan. Karena itu semua merupakan tuntutan dan secara perlahan dipelajari masing-masing individu untuk menjadi insan yang profesional dan siap bermasyarakat. Mungkin anak-anak sekarang lebih mementingkan profit daripada sekedar belajar di organisasi. Namun setidaknya, cobalah sesekali berkecimpung dengan banyak orang, karena salah satu pendukung kecerdasan adalah dengan bersosialisasi yang sangat berpengaruh pada kesuksesan seseorang.
Nah, sekarang tentukan pilihan kamu. Jadi KURA-KURA, atau KUPU-KUPU....

By: Oryza Al Hasana

Comments

Popular Posts