Pendidikan Lapangan (Diklap) XVI KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang
Pendidikan Lapangan (Diklap) XVI
KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang
Relawan tak kenal Lelah
Oleh:
Uswatun Hasanah (KSR IAIN)
Dulu
aku bercita-cita
Menjadi
sukarelawan muda
Berdiri
dengan gagah perkasa
Tunaikan
tugas yang mulia…..(mulia)
Begitulah sorak para cata (calon anggota) memecah
suasana hening hutan di lereng gunung ungaran ketika mengikuti pendidikan
lapangan. Acara yang digelar oleh KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang beberapa
waktu lalu ini, sengaja diadakan di daerah pegunungan untuk menyiapkan calon
relawan yang sigap dan tangguh.
Pendidikan lapangan (diklap) merupakan jenjang pendidikan yang diterapkan di
KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang dalam rangka perekrutan anggota baru. “Cata harus mengikuti PAB (Penerimaan Anggota
Baru), Diklatsargab (Pendidikan dan Latihan Dasar Gabungan), dan Diklap (Pendidikan
Lapangan) untuk menjadi anggota penuh di KSR IAIN sesuai yang telah ditetapkan
di dalam AD/ART”, tutur Komandan Alan (sapaan akrab beliau).
Medan yang sulit dan hujan lebat menyertai pelaksanaan
kegiatan ini. “Jangankan hujan, badai pun
kita terjang” ujar Mufatihah, ketua panitia Diklap tahun 2012 atau
lebih dikenal dengan Dansatgas. Dara kelahiran Demak 21 tahun lalu ini
menambahkan “Meskipun hujan, kegiatan ini
dapat berjalan dengan lancar karena sebagai calon relawan kita diharuskan
mempunyai fisik dan daya tahan tubuh yang kuat agar siap ketika ditugaskan oleh
PMI jika bencana datang”. Adapun
materi pendidikan yang diberikan oleh operasional (panitia pelaksana) antara
lain praktek pertolongan pertama, manajemen penanggulangan bencana, manajemen
perjalanan, pembuatan tenda darurat, survival, susur medan, evakuasi medan basah,
dan navigasi darat.
Dari praktek simulasi pertolongan pertama,
penanganan korban banyak dan navigasi darat diharapkan calon anggota KSR mampu memahami
dan mengembangkan materi yang telah diberikan setelah mengikuti pendidikan ini.
Selain materi-materi tersebut, pendidikan lapangan juga menanamkan nilai-nilai Kepalangmerahan
dan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini dimaksudkan agar para peserta mampu melaksanakan
perannya selain sebagai relawan juga sebagai agen perubahan sosial “the agent social of change”.
Comments