Pendidikan Lapangan (Diklap) XVI KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang

Pendidikan Lapangan (Diklap) XVI

KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang


Relawan tak kenal Lelah
                                    Oleh: Uswatun Hasanah (KSR IAIN)
Dulu aku bercita-cita
Menjadi sukarelawan muda
Berdiri dengan gagah perkasa
Tunaikan tugas yang mulia…..(mulia)
Begitulah sorak para cata (calon anggota) memecah suasana hening hutan di lereng gunung ungaran ketika mengikuti pendidikan lapangan. Acara yang digelar oleh KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang beberapa waktu lalu ini, sengaja diadakan di daerah pegunungan untuk menyiapkan calon relawan yang sigap dan tangguh. Pendidikan lapangan (diklap) merupakan jenjang pendidikan yang diterapkan di KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang dalam rangka perekrutan anggota baru. “Cata harus mengikuti PAB (Penerimaan Anggota Baru), Diklatsargab (Pendidikan dan Latihan Dasar Gabungan), dan Diklap (Pendidikan Lapangan) untuk menjadi anggota penuh di KSR IAIN sesuai yang telah ditetapkan di dalam AD/ART”, tutur Komandan Alan (sapaan akrab beliau).
Kegiatan ini diselenggarakan KSR PMI Unit IAIN Walisongo Semarang pada jum’at-minggu, 16-18 November 2012 di Wana Wisata Gonoharjo Kec. Boja Kab. Kendal. Acara yang bertujuan untuk menjadikan anggota korps yang berjiwa loyal, disiplin, korsa, sigap dan tangguh ini diikuti sebanyak 39 cata (calon anggota) yang terdiri dari 12 putra dan 27 putri dari semua fakultas di IAIN yang didominasi mahasiswa semester 1 dan lll. “Mengembangkan jiwa anggota korps yang loyal, disiplin, korsa, sigap, dan tangguh dalam tugas” dijadikan sebagai tema pada diklap kali ini sesuai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Medan yang sulit dan hujan lebat menyertai pelaksanaan kegiatan ini. “Jangankan hujan, badai pun kita terjang” ujar Mufatihah, ketua panitia Diklap tahun 2012 atau lebih dikenal dengan Dansatgas. Dara kelahiran Demak 21 tahun lalu ini menambahkan “Meskipun hujan, kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar karena sebagai calon relawan kita diharuskan mempunyai fisik dan daya tahan tubuh yang kuat agar siap ketika ditugaskan oleh PMI jika  bencana datang”. Adapun materi pendidikan yang diberikan oleh operasional (panitia pelaksana) antara lain praktek pertolongan pertama, manajemen penanggulangan bencana, manajemen perjalanan, pembuatan tenda darurat, survival, susur medan, evakuasi medan basah, dan navigasi darat.
Dari praktek simulasi pertolongan pertama, penanganan korban banyak dan navigasi darat diharapkan calon anggota KSR mampu memahami dan mengembangkan materi yang telah diberikan setelah mengikuti pendidikan ini. Selain materi-materi tersebut, pendidikan lapangan juga menanamkan nilai-nilai Kepalangmerahan dan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini dimaksudkan agar para peserta mampu melaksanakan perannya selain sebagai relawan juga sebagai agen perubahan sosial “the agent social of change”.
Semangat para peserta sangat besar ketika mengikuti diklap ini. Hal ini dibuktikan dengan keseriusan mereka ketika melaksanakan beberapa simulasi yang telah ditetapkan panitia meskipun lelah dan capek menyelimuti raut muka mereka. Kedatangan para senior dan kaisar KSR PMI IAIN Walisongo juga menambah seru kegiatan diklap ini. Hana Kholisoh, salah satu peserta yang baru menempuh kuliah di Fakultas Syari’ah semester 1 mengungkapkan, awalnya memang diklap ini melelahkan akan tetapi pengalaman baru terutama tentang kepalangmerahan banyak didapat sepulang kegiatan. “panas dingin basah kering susah senang..., tetapi sangat memuaskan. Ya begitulah tugas seorang relawan yang tak kenal lelah” tuturnya ketika ditemui usai kegiatan. 

Comments

Unknown said…
kangen masa-masa ini
Unknown said…
kangen masa-masa ini

Popular Posts